PANGANDARAN JAWA BARAT - Palestina merupakan negeri yang istimewa; di dalamnya terdapat Masjid al-Aqsha, Baitul Makdis.
Palestina merupakan negeri yang diberkahi Allah SWT. Sejumlah nabi dan rasul diketahui pernah mengunjungi atau bahkan menetap di sana. Sebut saja, Nabi Nuh AS, Nabi Musa AS, Nabi Ibrahim AS, Nabi Ishak AS, serta Nabi Isa AS. Bahkan, Nabi Muhammad SAW singgah terlebih dahulu di Masjid al-Aqsha saat melaksanakan perjalanan panjang menuju Langit Tertinggi (Isra wa al-Mi’raj).
Bila dilihat dari perspektif sejarah, ada begitu banyak peristiwa penting yang pernah terjadi di Bumi al-Quds. Berikut ini paparan singkat tentang sejarah panjang yang melintasi negeri ini hingga masa awal abad ke-21.
3.000 Sebelum Masehi (SM)
Setelah banjir besar yang menimpa kaum Nabi Nuh AS, umatnya menyebar ke berbagai wilayah. Bangsa Kanaan pertama kali mendiami bumi Palestina.
2000-1500 SM
Istri Nabi Ibrahim AS, Siti Hajar, melahirkan anak yang diberi nama Ismail. Istri Nabi Ibrahim lainnya, Siti Sarah, melahirkan anak, yakni Ishak. Putra yang pertama itu menurunkan bangsa Arab, sedangkan yang kemudian menurunkan Nabi Yaqub AS, sosok yang bergelar Israil.
Nabi Yaqub mempunyai 12 orang anak. Salah satunya ialah Yusuf AS, yang kemudian menjadi bendaharawan negara Mesir. Ketika musim paceklik, Yaqub AS dan 11 putranya meninggalkan Palestina dan bermigrasi ke Mesir.
1550-1200 SM
Politik di Mesir berubah. Bangsa Israil dianggap sebagai masalah bagi negara Mesir. Raja setempat yang bergelar Firaun menjadikan mereka sebagai budak.
1200-1100 SM
Nabi Musa AS memimpin bangsa Israil (Bani Israil) meninggalkan Mesir, mengembara di gurun Sinai menuju “tanah yang dijanjikan.” Janji itu tunai asalkan mereka sendiri yang konsisten taat kepada Allah SWT.
Baca juga:
Tony Rosyid: Seribu Cara Jegal Anies
|
Saat Bani Israil diperintah oleh Allah untuk memasuki tanah Filistin (Palestina), mereka justru membangkang.
Bahkan, sampai hati mereka berkata, sebagaimana diabadikan Alquran, “Hai Musa, kami sekali-kali tidak akan memasukinya (Palestina) selama-lamanya, selagi ada orang yang gagah perkasa di dalamnya, karena itu, pergilah kamu bersama Tuhanmu, dan berperanglah kamu berdua, sesungguhnya kami hanya duduk menanti di sini.” (Lihat QS al-Maidah ayat 24).
1000-922 SM
Secara mengejutkan, Bani Israil dapat mengalahkan Goliath (Jalut) dari Filistin. Tokoh mereka dalam hal ini ialah Nabi Daud AS. Daud lalu dijadikan raja Israil. Pada puncak jayanya, wilayah kerajaannya membentang dari tepian sungai Nil hingga sungai Eufrat di Irak. Pada masa Daud ini, Masjid al-Aqsha kembali dibangun.
922-800 SM
Nabi Daud kemudian digantikan putranya, Nabi Sulaiman AS. Sepeninggal Sulaiman, Israil dilanda perang saudara yang berlarut-larut. Akhirnya, kerajaan itu terbelah menjadi dua, yakni bagian utara bernama Israel beribu kota di Samaria. Adapun bagian selatan bernama Yehuda, beribu kota di Yerusalem.
800-600 SM
Bani Israil melenceng dari ajaran tauhid. Allah SWT menurunkan azab kepada mereka. Kerajaan Israel hancur usai diserang kerajaan Asyiria. Peristiwa ini diabadikan pula dalam Alquran surah al-Maidah, serta Bibel pada Kitab Raja-raja pertama 14:15, dan Kitab Raja-raja kedua 17:18.
600-500 SM
Kerajaan Yehuda dihancurkan lewat tangan Nebukhadnezzar II dari Babilonia. Dalam Bibel Kitab Raja-raja kedua 23:27 dinyatakan, mereka tidak mempunyai hak lagi atas Yerusalem. Mereka diusir dari kota itu dan lalu dipenjara di Babilonia.
Dalam Alquran surah al-Israa’ disebutkan, Bani Israil dua kali berbuat keonaran. Dan setiap kali hal itu dilakukan, mereka akan dikalahkan. Dalam Taurat dan buku The Testament of Moses disebutkan, kekalahan pertama mereka alami saat berperang melawan Raja Assyiri Shalmanser II (Nebukhadnezzar II dari Babilonia) dari Timur. Adapun kekalahan kedua terjadi saat kedatangan kaisar Romawi Titus dan Hadrian, antara tahun
70-135 M. Roma menghancurkan sinagog (rumah ibadah orang Yahudi).
500-400 SM
Cyrus dari Persia meruntuhkan Babilonia dan mengizinkan bangsa Israel kembali ke Yerusalem.
330-322 SM
Israel diduduki Alexander Agung dari Macedonia (Yunani). Ia melakukan hellenisasi terhadap bangsa-bangsa taklukannya. Bahasa Yunani menjadi bahasa resmi Israel sehingga Bibel pun mereka tulis dalam bahasa Yunani, dari sebelumnya berbahasa Ibrani.
300-190 SM
Yunani dikalahkan Romawi. Palestina pun dikuasai imperium Romawi.
1-33 M
Nabi Isa AS aktif berdakwah. Sejumlah tokoh Yahudi berkonspirasi dan memfitnah sang nabi sebagai “penghasut” yang membahayakan kuasa Romawi.
621 M
Nabi Muhammad SAW melakukan perjalanan Isra dan Mi’raj dari Masjidil Haram ke Masjid al-Aqsha, kemudian dilanjutkan ke Sidratul Muntaha.
638 M
Di bawah pemerintahan Khalifah Umar Ibnu Khattab RA, seluruh negeri Palestina dimerdekakan dari penjajah Romawi. Seterusnya seluruh penduduk Palestina, Muslim maupun non-Muslim, hidup aman di bawah pemerintahan khalifah. Kebebasan beragama dijamin sepenuhnya.
700-1000 M
Wilayah Islam meluas dari Asia Tengah, Afrika, hingga Spanyol. Di dalamnya, bangsa Yahudi mendapat peluang ekonomi dan intelektual yang sama.
1076-1200 M
Yerusalem dikepung oleh tentara salib dari Eropa. Tahun 1099, tentara Salib menguasai Jerusalem, namun kemudian Palestina berhasil direbut oleh panglima Islam, Shalahuddin al-Ayyubi, tahun 1187 M. Pemerintahan berlangsung hingga tahun 1260 M.
1798 M
Pemimpin Prancis, Napoleon Bonaparte mengatakan, bangsa Yahudi bisa diperalat bagi tujuan-tujuan Prancis di Timur Tengah. Wilayah itu secara resmi masih di bawah khalifah Islam.
1897 M
Theodore Herzl menggelar kongres Zionis sedunia di Basel, Swiss. Peserta Kongres I Zionis mengeluarkan resolusi bahwa umat Yahudi tidaklah sekedar umat beragama, namun adalah bangsa dengan tekad bulat untuk hidup secara berbangsa dan bernegara.
Mereka meminta sultan Hamid II dari khalifah Turki Ustmani untuk memberikan izin bagi Israel mendiami Palestina. Sultan Hamid II menegaskan, tak akan melepaskan bumi Palestina kendati nyawa menjadi taruhannya.
1916 M
Ketika pecah Perang Dunia I, tentara sekutu (Inggris) menguasai Palestina. Yahudi Jerman berkomplot untuk merebut Palestina.
1917 M
Menlu Inggris keturunan Yahudi, Arthur James Balfour, dalam deklarasi Balfour memberi tahu pemimpin Zionis Inggris, Lord Rothschild, bahwa Inggris akan memperkokoh permukiman Yahudi di Palestina dalam membantu pembentukan tanah air Yahudi. Lima tahun kemudian, Liga Bangsa-Bangsa (cikal bakal PBB) memberi mandat kepada Inggris untuk menguasai Palestina.
1947 M
PBB merekomendasikan pemecahan Palestina menjadi dua negara, Arab dan Israel.
1956 M
Israel dibantu Inggris dan Prancis menyerang Sinai untuk menguasai Terusan Suez.
1964 M
Para pemimpin Arab membentuk Organisasi Pembebasan Palestina atau PLO (Palestine Liberation Organization). Dengan ini secara resmi, nasib Palestina diserahkan ke pundak bangsa Arab-Palestina sendiri dan tidak lagi menjadi urusan umat Islam. Masalah Palestina direduksi menjadi persoalan nasional bangsa Palestina.
1988 M
Tanggal 15 November 1988, berdiri pemerintahan negara Palestina di Aljiria, ibu kota Aljazair. Dengan bentuk negara Republik Parlementer. Ditetapkan bahwa Jerusalem Timur sebagai ibu kota negara dengan presiden pertamanya adalah Yasser Arafat.
1998-2002
Konflik terus terjadi. Israel terus menggempur Palestina. Sebuah usul perdamaian saat ini adalah peta menuju perdamaian yang diajukan oleh Empat Serangkai Uni Eropa, Rusia, PBB, dan Amerika Serikat pada 17 Sep tember 2002. Bahkan, upaya perdamaian ini tak dihiraukan Israel.